RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
SMA NEGERI 5 Padang
Kelas/Semester :
X/2
Progam :
Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata Pelajaran :
Sosiologi
Jumlah Pertemuan :
1 kali (2x40 Menit)
Standar Kompetensi : Menerapkan Nilai dan Norma dalam Proses Pengembangan Kepribadian
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan
terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial
Indikator
1.
Menjelaskan pengertian Perilaku Menyimpang
2. Menjelaskan bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang
3.
Menjelaskan Sebab-sebab terjadinya
Perilaku Menyimpang
Tujuan
Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menjelaskan pengertian Perilaku
menyimpang menurut bahasa sendiri.
2. Setelah melakukan tanya jawab diharapkan siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk
perilaku menyimpang
3. Setelah melakukan tanya jawab diharapkan siswa dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang
Materi Ajar
Fakta:
·
Andi menerobos lampu merah
Konsep:
·
Perilaku
menyimpang
Prinsip:
·
Batasan perilaku menyimpang
ditentukan oleh niai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat
·
Suatu perbuatan baru dapat
dikatakan menyimpang apabila memenuhi persyaratan (defenisi) sebagai suatu
bentuk penyimpangan
Metode
Pembelajaran
a.
Pendekatan : Saintifik
b.
Model Pembelajaran : Inqury
c.
Metode Pembelajaran : Ceramah
dan Tanya Jawab
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Waktu
|
Karakter
|
|||
1.
|
Pendahuluan
a.
Guru mengucapkan salam
b.
Melihat kondisi kelas
c.
Memeriksa kesiapan siswa
d.
Membaca do’a dan membaca
Asma’ul Husna
e.
Mengecek kehadiran siswa
f.
Apersepsi
g.
Menjelaskan tujuan
pembelajaran
h.
Menyampaikan cakupan materi
i.
Memberi motivasi
|
15 Menit
|
Mewujudkan manusia yang bertaqwa,
berkepribadian, cerdas, mandiri dan kompetitif serta peduli lingkungan.
|
|||
2.
|
Kegiatan Inti
Mengamati
Siswa mendengarkan cerita stand up dari beberapa temannya tentang perilaku menyimpang yang
pernah dilakukannya.
Menanya
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya jika ada yang tidak dimengerti.
Mengeksplorasi
Guru melibatkan siswa
bersama mencari informasi tentang pengertian perilaku menyimpang, bentuk-bentuk perilaku menyimpang dan sebab-sebab
terjadinya perilaku menyimpang melalui berbagai sumber yang relevan.
Mengasosiasi
Siswa memproses informasi yang telah didapatkan
dari sumber-sumber yang ada.
Mengkomunikasi
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk
menyampaikan informasi yang didapatnya.
|
60
Menit
|
|
|||
3.
|
Penutup
a.
Guru memilih beberapa siswa
untuk memberikan kesimpulan dari perilaku
menyimpang
b.
Setelah itu guru
menyempurnakan penyimpulan materi
c.
Guru menyampaikan sedikit
materi untuk pertemuan selanjutnya
d.
Guru memberi tugas kepada
siswa untuk pertemuan selanjutnya
e.
Membaca do’a
f.
Guru mengakhiri pertemuan
dengan salam
|
15 Menit
|
|
|||
Media, Alat dan
Sumber Pembelajaran
1.
Spidol
2.
Papan Tulis
3.
Soekanto,
Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
4.
Elly M. Setiadi. 2013. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup
5.
Tim Sosiologi. 2007. Sosiologi 1 Suatu
Kajian Kehidupan Masyarakat SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira
Penilaian
Penilaian
Proses
Penilaian Aktifitas Siswa Melalui Lembar
Observasi
No.
|
Nama
|
Keaktifan
|
Penguasaan materi
|
Bahasa
|
Total
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan:
a.
Kolom Aktifitas
1=
Sangat Kurang
2=
Kurang
3=
Sedang
4=
Baik
5=Amat
baik
b.
Nilai merupakan jumlah
skor-skor tiap individu pelaku
Penilaian Hasil
Belajar
No
|
Soal
|
Skor
|
1.
|
Jelaskan pengertian
perilaku menyimpang menurut pemahaman
dan bahasa kalian sendiri!
|
25
|
2.
|
Sebutkan 2 bentuk perilaku menyimpang beserta
contohnya!
|
25
|
3.
|
Sebutkan sebab-sebab terjadinya perilaku
menyimpang yang kamu ketahui!
|
50
|
Jumlah
Skor
|
100
|
No
|
Jawaban
|
1.
|
Tingkah laku yang melanggar, bertentangan,
menyimpang dari aturan-aturan normatif di lingkungan sosial ataupun di
lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
|
2.
|
a.
Penyimpangan Primer
Contohnya:
Siswa yang membolos saat jam pelajaran.
b.
Penyimpangan sekunder
Contohnya:
Pembunuhan
|
3.
|
a.
Sikap mental yang tidak sehat
b.
Ketidak harmonisan dalam keluarga
c.
Pelampiasan rasa kecewa
d.
Dorongan Kebutuhan ekonomi
e.
Pengaruh lingkungan dan media
f.
Keinginan untuk dipuji
g.
Ketidak sanggupan menyerap norma
h.
Adanya ikatan sosial yang berlain-lainan
i. Proses belajar yang menyimpang
j. Kegagalan dalam proses sosialisasi
|
Mengetahui,
Kepala
Sekolah Padang,
09 April 2016
SMA N 5
Padang Guru Mata Pelajaran
Drs.
Afrizal, MM Fauziah,
S.Pd
NIP.19610417 1984121001 NIP. 196107261985012001
Lampiran I
BAHAN AJAR
A.
Pengertian Perilaku menyimpang
Ada
beberapa defenisi penyimpangan sosial yang diajukan para sosiolog, antara lain:
1.
James vander Zandar
Perilaku menyimpang merupakan
perilaku yang dianggap sebagi hal tercela dan diluar batas-batas toleransi oleh
sejumlah besar oarng.
2.
Robert M.Z Lawang
Perilaku menyimpang adalah sebuah
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari merekayang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku tersebut.
3.
Bruce J. Cohen
Perilaku menyimpang adalah setiap
prilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyrakat.
4.
Paul B. Horton
Penyimpangan adalah setiap perilaku
yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau
masyarakat.
Dari definisi-definisi diatas
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah prilaku
yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada didalam masyarakat.prilaku
sperti terjadi karena seseorang mengabaikan norma atau tidak memenuhi patokan
baku dalam mayarakat sehingga sering dikaitkan dengan istilah negatif.
B. Bentuk-bentuk perilaku
menyimpang
1.
Penyimpangan
Primer
Penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara
dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.
Contohnya: pegawai yang bolos kerja, pelanggaran
lalu lintas,dll.
2.
Penyimpangan
Sekunder
Perbuatan yang dilakukan secara khas dengan
memperlihatkan perilaku menyimpang.
Contohnya: pembunuhan, perjudian, perampokan, dll.
3.
Penyimpangan
Individu
Penyimpangan yang dilakukan oleh individu dengan
melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contohnya: Pencurian yang dilakukan sendiri,
mencopet, dll.
4.
Penyimpangan
Kelompok
Penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
dengan melakukan tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku.
Contohnya: perampokan, mafia, gengster, dll.
5.
Penyimpangan
situasional
Penyimpangan jenis ini disebabkan oleh pengaruh
bermacam-macam pengaruh situasi sosial diluar individu dan memaksa individu
untuk berbuat menyimpang.
Contohnya: seorang suami yang terpaksa mencuri
karena anak dan istrinya kelaparan.
C. Sebab-sebab terjadinya perilaku
menyimpang
1.
Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku menyimpang dapat pula
disebabkan karena sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukan dengan
tidak merasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya bahkan merasa senang.
Contohnya klepto, psikopat,dll.
2.
Ketidak harmonisan dalam keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat
menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang. Contohnya, kalangan remaja yang
menggunakan obat-obatan terlarang karena faktor broken home .
3.
Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan
apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha
mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya. Contoh, bunuh diri, merokok,
minum alkohol, dll.
4.
Dorongan kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang juga terjadi
karena dorongan kebutuhan ekonomi. Contohnya, perbuatan mencuri atau merampok.
5.
Pengaruh lingkungan dan media massa
Seseorang yang melakukan tidak
menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya atau
teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa sangat berpengaruh terhadap
penyimpangan perilaku.
6.
Keinginan untuk dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang
karena keinginan untuk mendapat pujian, seperti banyak uang, selalu berpakaian
mahal dan perhiasan yang mewah, atau gaya hidup yang mewah. Agar keinginan ini
terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang, seperti korupsi, menjual
diri, dan merampok.
7.
Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi
sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang, misalnya, seseorang
remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja penggunaan obat-obatan
terlarang atau terlibat perkalahian.
8.
Ketidak sanggupan menyerap norma
Ketidak sanggupan menyerap norma ke
dalam kepribadian seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang
tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalankan perananya sesuai dengan
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
9.
Adanya ikatan sosial yang berlainan
Seseoramg individu cenderung
mengidentifikasi dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai dan akan lebih
senang bergaul demgam kelompok itu dari pada dengan kelompok lainnya. Dalam
proses ini, individu akan mmeperoleh pola-pola siakp dan pprilaku kelompoknya.
Jika kelompok yang digauli memiliki pola perilaku yang menyimpang, kemungkinan
besar individu tersebut akan berperilaku menyimpang.
10.
Proses sosialisasi nila-nilai Subkebudayaan menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi
dalam masyarakat dapat disebabkan karena seseorang mimilih nilai subkebudayaan
yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan
dengan norma budaya yang dominan. Contohnya, kehidupan di lingkungan pelacuran
dan perjudian.
11.
Kegagalan dalam proses sosialisasi
Proses sosialisasi bisa dianggap
tidak berhasil jika individu tersebut tidak berhasil mendalami norma-norma
masyarakat. Keluarga adalah lembaga yang paling bertanggung jawab atas
penanaman norma-norma masyarakat dalam diri anggota keluarga. Ketika keluarga
tidak berhasil mendidik para anggotanya, maka yang tejadinya adalah peyimpangan
perilaku.