Kamis, 18 Februari 2016

Permainan Tradisional Modifikasi



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Ide Permainan
          Permainan ini adalah permainan team atau kelompok. Setiap kelompok harus berlari ZigZag untuk mencapai tujuan. Permainan ini membutuhkan Konsentrasi, kecepatan dan kekompakan antar kelompok. Permainan ini merupakan sebuah kompetisi untuk mendapatkan satu kelompok pemenang, dan bagi kelompok yang kalah maka kelompok tersebut harus dihukum sesuai dengan kesepakatan antar kelompok.
            Dalam permainan ini dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai berikut :
a.       Lapangan
b.      Bola kertas
c.       Batu sebagai patok
  1. Manfaat dan Tujuan
Manfaat dan tujuan permainan ini adalah sebagai berikut :
  Melakukan aktivitas gerak untuk meningkatkan kesegaran.
  Melatih kecepatan dan konsentrasi pemain.
  Memberikan kesenangan yang bersifat hiburan.
  Melatih sosialisasi antar pemain.
  Melatih kekompakan.
  Melatih sportifitas antar kelompok.
  Meningkatkan kerjasama antar pemain.
  Meningkatkan solidaritas.
  Adanya partisipasi aktiv.
  Dll.

  1. Unsur-Unsur yang Terkandung Dalam Permainan
i.                    Kognitif
Nilai kognitif yang terkandung dalam permainan ini, yaitu mengembangkan konsentrasi saat bermain, pemain juga akan berusaha untuk menjadi yang tercepat agar dapat segera menyelesaikan permainan.
ii.                  Afektif
Nilai afektif yang terkandung dalam permainan ini, yaitu sportifitas ketika bermain, kekompakan antar pemain,  selain itu juga para pemain melakukan interaksi yang akan menciptakan kerjasama dan rasa solidaritas yang tinggi.
iii.                Psikomotor
Nilai psikomotor yang terkandung dalam permaian ini, yaitu dapat meningkatkan kelincahan gerak, meningkatkan kecepatan para pemain, dll. Aktifitas gerak dalam permainan ini dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar.
  1. Aturan Permaianan
Aturan dalam permainan ini adalah sebagai berikut :
©      Pemain harus berlari ZigZag untuk sampai ke patok kedua.
©      Setelah sampai di patok kedua, pemain melemparkan bola kertas ke pemain yang berada pada patok pertama.
©      Pemain yang berada pada patok pertama harus bisa menangkap bola kertas tersebut.
©      Jika pemain yang berada pada patok pertama gagal menangkap bola, maka pemain yang berada pada patok kedua harus mengulangi permainan dari awal, sampai bola dapat tertangkap oleh pemain yang berada di patok pertama.
©      Dst.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Cara dan Gambar Permainan
Gambar 1.1
            Pada gambar 1.1,  para pemain berbaris di belakang patok pertama sebagai start awal.
           
Gambar 1.2 dan 1.3
Pada gambar 1.2 dan 1.3 , pemain pada baris pertama berlari Zig Zag untuk sampai ke patok kedua.
Gambar 1.4
            Pada gambar 1.4 , setelah pemain berada di belakang  patok kedua, pemain melemparkan bola kertas ke pemain yang berada pada patok pertama.
           
Gambar 1.5
            Pada gambar 1.5 , pemain yang berada pada patok kedua menangkap bola kertas yang dilemparkan oleh pemain yang sudah sampai di patok kedua dan bersiap untuk berlari menuju ke patok kedua.
           

Gambar 1.6 dan 1.7
            Pada gambar 1.6 dan 1.7 , pemain kembali berlari Zig Zag untuk sampai pada patok kedua.
           
Gambar 1.8 dan 1.9
            Pada gambar 1.8 dan 1.9, setelah pemain sampai pada patok kedua, ia harus berada dibelakang pemain pertama dan melemparkan bola kertas kepada pemain yang berada pada patok pertama.
           



Gambar 1.10
            Gambar 1.10 , pemain yang berada pada patok pertama menangkap bola kertas yang dilemparkan oleh pemain yang berada pada patok kedua.
            Setelah pemain berhasil menangkap bola kertas tersebut, pemain juga harus berlari Zigzag untuk sampai pada patok kedua, begitu dan seterusnya.









BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Permainan ini merupakan permainan tem atau kelompok yang dimainkan hanya untuk hiburan. Setiap kelompok harus berlari ZigZag untuk mencapai tujuan. Permainan ini membutuhkan Konsentrasi, kecepatan dan kekompakan antar kelompok. Permainan ini merupakan sebuah kompetisi untuk mendapatkan satu kelompok pemenang, dan bagi kelompok yang kalah maka kelompok tersebut harus dihukum sesuai dengan kesepakatan antar kelompok.
Dalam permainan ini dibutuhkan sarana dan prasarana sebagai berikut : (a) Lapangan, (b) Bola kertas, (c) Batu sebagai patok.
Manfaat dan tujuan permainan ini adalah sebagai berikut, (a) Melakukan aktivitas gerak untuk meningkatkan kesegaran, (b) Melatih kecepatan dan konsentrasi pemain, (c) Memberikan kesenangan yang bersifat hiburan, (d) Melatih sosialisasi antar pemain, (e) dll.

B.     Kritik dan Saran
Penulis  menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.



Masalah-Masalah Belajar (Belajar Pembelajaran)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Murid yang lambat dalam belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar. Setiap akhir kegiatan belajar mereka tidak dapat menguasai seluruh materi yang seharusnya sudah dikuasai, namun tidak jarang guru telah melanjutkan pada materi berikutnya.
Sebagai pembelajar guru bertanggung jawab untuk membantu murid dalam mencapai perkembangan optimal. Oleh sebab itu, guru diharapkan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga murid diharapkan mencapai hasil belajar yang optimal.

B.     Rumusan Masalah
a.       Pengertian masalah belajar
b.      Jenis-Jenis masalah belajar
c.       Faktor penyebab masalah belajar
d.      Cara pengungkapan masalah belajar
e.       Upaya pengentasan masalah belajar

C.     Tujuan Penulisan



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Masalah Belajar
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan "Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya".
 "Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya" ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).
Menurut ( Garry dan Kingsley, 1970 : 15 ) "Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan".
Sedangkan menurut Gagne (1984: 77) "belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman". Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
"Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan".

B.     Jenis-Jenis Masalah Belajar
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, menurut Prayitno (1994 : 90), mengemukakan masalah-masalah sebagai berikut :
a.       Keterampilan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memilki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak memanfaatkannya secara optimal.
b.      Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tapi memerlukan tugas-tugas untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.
c.       Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik kurang memadai dan dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d.      Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera atau malas.
e.       Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya.

Menurut Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain :
a.       Menunjukan hasi belajar yang rendah dibawah rata-rata.
b.      Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
c.       Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
d.      Menunjukan sikap yang kurang wajar.
e.       Menunjukan tingkah laku yang berkelainan.
f.       Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar.

C.     Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilalui disekolah maupun diluar sekolah terdapat berbagai kesulitan yang dapat bersumber dari dirinya sendiri, pelajaran yang diterima, guru-guru, teman-teman, keluarga dan sebagainya.
Oemar Hamalik (1983 : 112) merumuskan : adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu dapat digolongkan menjadi :
 1) Faktor yang bersumber dari diri pribadi, yaitu faktor psikologis seperti intelegensi, bakat, minat, motivasi, kematangan.
 2) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, yaitu kurikulum, metode mengajar, hubungan guru dengan guru, hubungan guru dengan murid, sarana dan prasarana.
3) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, yaitu ekonomi keluarga, hubungan anatar sesama keluarga, tuntutan orang tua, dan pendidikan orang tua.
 4) Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat, seperti media cetak.

D.    Cara Pengungkkapan Masalah Belajar
Menurut Prayitno (1995 : 90-94) murid atau siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap, dan kebiasaan belajar dan pengamatan.
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
a)      Tes Kemampuan Dasar
Setiap siswa memilki kemampuan dasar atau intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau diungkapkan dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
b)      Melalui Pengisian AUM PTSDL
Siswa mengisi alat ungkap masalah yang berkenaan dengan masalah belajar. Alat ini dapat mengungkapkan prasyarat penguasaan materi, keterampilan belajar, sarana belajar, diri pribadi dan lingkungan belajar.
c)      Tes Diagnosik
Tes diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
d)     Analisis Hasil Belajar
Tujuan analisis belajar yaitu untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran atau bidang studi tertentu.
e)      Langkah-Langkah atau Prosedur dan Tehnik Penggunaan Masalah
       Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
       Melokalisasi letaknya kesulitan.
       Lokalisasi jenis faktor sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan.
       Perkiraan kemungkinan bantuan.
       Pemantapan kemungkinan cara mengatasinya.
       Tindak lanjut.

E.     Upaya Pengentasan Masalah Belajar
Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapat perahatian agar masalahnya tidak berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara optimal.
Beberapa cara yang dapat dilakukan menurut Prayitno (1994 : 94-99) sebagai berikut :
a.       Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan meruapakan suatu bentuk layanan yang diberikan pada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.
b.      Progam Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang cepat dalam belajar mempunyai waktu yang lebih dalam belajar untuk itu mereka memerlukan tugas tambahan.
c.       Peningkatan Motivasi Belajar
Di sekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lainnya belum. Tingkah laku siswa seperti kurang bersemangat, malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan indikator kurang kuatnya motif  (motivasi) dalam belajar.
d.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setia siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Tapi masih ada siswa yang bersikap dan berkebiasaan belajar yang tidak diharapkan. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik dikhawatirkan mereka tidak akan mencapai hasil belajar yang baik.
e.       Layanan konseling individual
Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap mukan antara konselor dan klien. Dalam hubungan tatp muka ini, klien dapat menyampaikan masalah-masalah yang dirasakan pada konselor dan masalah itu dapat dicermati dan diupayakan pengentasannya melalui pembahasan dengan konselor.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, menurut Prayitno (1994: 90), mengemukakan masalah-masalah sebagai berikut : a) Keterampilan akademik, b) Ketercepatan dalam belajar, c) Sangat lambat dalam belajar, d) Kurang motivasi dalam belajar, e) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
Oemar Hamalik (1983 : 112) merumuskan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu dapat digolongkan menjadi : 1) Faktor yang bersumber dari diri pribadi, 2) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah, 3) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, 4) Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.
Menurut Prayitno (1995 : 90-94) murid atau siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap, dan kebiasaan belajar dan pengamatan.

B.     Saran



DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun FIP UNP. 2004. Bahan Ajar : Belajar dan Pembelajaran. Padang : UNP Press