BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Murid yang lambat dalam
belajar sering mengalami kesulitan dalam belajar. Setiap akhir kegiatan belajar
mereka tidak dapat menguasai seluruh materi yang seharusnya sudah dikuasai,
namun tidak jarang guru telah melanjutkan pada materi berikutnya.
Sebagai pembelajar guru
bertanggung jawab untuk membantu murid dalam mencapai perkembangan optimal.
Oleh sebab itu, guru diharapkan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang
efektif dan efisien, sehingga murid diharapkan mencapai hasil belajar yang
optimal.
B.
Rumusan Masalah
a.
Pengertian
masalah belajar
b.
Jenis-Jenis
masalah belajar
c.
Faktor penyebab
masalah belajar
d.
Cara
pengungkapan masalah belajar
e.
Upaya
pengentasan masalah belajar
C.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masalah Belajar
Masalah
adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat
sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya
sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno (1985) mengemukakan bahwa
masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi
diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan. Sedangkan
menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat
didefinisikan "Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya".
"Belajar adalah
proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya" ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).
Menurut ( Garry dan Kingsley,
1970 : 15 ) "Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas),
ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan".
Sedangkan menurut Gagne (1984:
77) "belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman". Dari definisi masalah dan belajar maka masalah
belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :
"Masalah belajar adalah
suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan".
B.
Jenis-Jenis
Masalah Belajar
Masalah belajar
memiliki bentuk yang banyak ragamnya, menurut Prayitno (1994 : 90),
mengemukakan masalah-masalah sebagai berikut :
a.
Keterampilan
akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memilki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak memanfaatkannya secara optimal.
b.
Ketercepatan
dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tapi
memerlukan tugas-tugas untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat
tinggi.
c.
Sangat lambat
dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik kurang memadai dan
dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
d.
Kurang motivasi
dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka
seolah-olah tampak jera atau malas.
e.
Bersikap dan
berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau
perbuatan sehari-hari antagonistik dengan yang seharusnya.
Menurut Modul
Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri tingkah
laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain
:
a.
Menunjukan hasi
belajar yang rendah dibawah rata-rata.
b.
Hasil yang
dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
c.
Lambat dalam
melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
d.
Menunjukan sikap
yang kurang wajar.
e.
Menunjukan
tingkah laku yang berkelainan.
f.
Menunjukan
gejala emosional yang kurang wajar.
C.
Faktor-Faktor
Penyebab Timbulnya Masalah Belajar
Dalam kegiatan belajar
mengajar yang dilalui disekolah maupun diluar sekolah terdapat berbagai
kesulitan yang dapat bersumber dari dirinya sendiri, pelajaran yang diterima,
guru-guru, teman-teman, keluarga dan sebagainya.
Oemar Hamalik (1983 :
112) merumuskan : adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu
dapat digolongkan menjadi :
1) Faktor yang bersumber dari diri pribadi,
yaitu faktor psikologis seperti intelegensi, bakat, minat, motivasi,
kematangan.
2) Faktor yang bersumber dari lingkungan
sekolah, yaitu kurikulum, metode mengajar, hubungan guru dengan guru, hubungan
guru dengan murid, sarana dan prasarana.
3) Faktor yang
bersumber dari lingkungan keluarga, yaitu ekonomi keluarga, hubungan anatar
sesama keluarga, tuntutan orang tua, dan pendidikan orang tua.
4) Faktor yang bersumber dari lingkungan
masyarakat, seperti media cetak.
D.
Cara
Pengungkkapan Masalah Belajar
Menurut Prayitno (1995
: 90-94) murid atau siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap, dan kebiasaan
belajar dan pengamatan.
Tes hasil belajar
adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah
mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
a)
Tes Kemampuan
Dasar
Setiap siswa memilki kemampuan dasar atau
intelegensi tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya diukur atau
diungkapkan dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
b)
Melalui
Pengisian AUM PTSDL
Siswa mengisi alat ungkap masalah yang berkenaan
dengan masalah belajar. Alat ini dapat mengungkapkan prasyarat penguasaan
materi, keterampilan belajar, sarana belajar, diri pribadi dan lingkungan
belajar.
c)
Tes Diagnosik
Tes diagnostik merupakan instrumen untuk
mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang
pelajaran tertentu.
d)
Analisis Hasil
Belajar
Tujuan analisis belajar yaitu untuk mengungkapkan
kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran atau bidang
studi tertentu.
e)
Langkah-Langkah
atau Prosedur dan Tehnik Penggunaan Masalah
∞
Identifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
∞
Melokalisasi
letaknya kesulitan.
∞
Lokalisasi jenis
faktor sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan.
∞
Perkiraan
kemungkinan bantuan.
∞
Pemantapan
kemungkinan cara mengatasinya.
∞
Tindak lanjut.
E.
Upaya
Pengentasan Masalah Belajar
Murid yang mengalami
masalah belajar perlu mendapat perahatian agar masalahnya tidak berlarut-larut
nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara
optimal.
Beberapa cara yang
dapat dilakukan menurut Prayitno (1994 : 94-99) sebagai berikut :
a.
Pengajaran
Perbaikan
Pengajaran perbaikan meruapakan suatu bentuk layanan
yang diberikan pada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah
belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan
hasil belajar siswa.
b.
Progam Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang siswa yang sangat cepat
dalam belajar. Siswa yang cepat dalam belajar mempunyai waktu yang lebih dalam
belajar untuk itu mereka memerlukan tugas tambahan.
c.
Peningkatan
Motivasi Belajar
Di sekolah sebagian siswa mungkin telah memiliki
motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lainnya belum. Tingkah laku
siswa seperti kurang bersemangat, malas, bosan dan sebagainya dapat dijadikan
indikator kurang kuatnya motif
(motivasi) dalam belajar.
d.
Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Setia siswa diharapkan menerapkan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif. Tapi masih ada siswa yang bersikap dan
berkebiasaan belajar yang tidak diharapkan. Bila siswa tidak memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang baik dikhawatirkan mereka tidak akan mencapai hasil
belajar yang baik.
e.
Layanan
konseling individual
Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam
hubungan langsung tatap mukan antara konselor dan klien. Dalam hubungan tatp
muka ini, klien dapat menyampaikan masalah-masalah yang dirasakan pada konselor
dan masalah itu dapat dicermati dan diupayakan pengentasannya melalui
pembahasan dengan konselor.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah belajar
memiliki bentuk yang banyak ragamnya, menurut Prayitno (1994: 90), mengemukakan
masalah-masalah sebagai berikut : a) Keterampilan akademik, b) Ketercepatan
dalam belajar, c) Sangat lambat dalam belajar, d) Kurang motivasi dalam
belajar, e) Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.
Oemar Hamalik (1983 :
112) merumuskan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar itu dapat
digolongkan menjadi : 1) Faktor yang bersumber dari diri pribadi, 2) Faktor
yang bersumber dari lingkungan sekolah, 3) Faktor yang bersumber dari
lingkungan keluarga, 4) Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.
Menurut Prayitno (1995
: 90-94) murid atau siswa yang mengalami masalah belajar dapat dikenali melalui
tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap, dan kebiasaan
belajar dan pengamatan.
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun FIP UNP. 2004. Bahan Ajar : Belajar dan Pembelajaran. Padang : UNP Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar